Bencana abrasi merusak pesisir pantai wilayah Buleleng 2016 yang lalu, sepanjang 44 kilometer dari total 157,05 Km atau jika dihitung sudah mencapai sepertiga panjang keseluruhan wilayah pantai.

Bencana Abrasi pantai dikawasan pesisir pantai Buleleng Bali semakin parah dalam beberapa tahun terakhir sejak 2016, bahkan bencana abrasi tersebut sudah merusak sejumlah tempat suci (pura), setra (kuburan), lahan pertanian, kawasan wisata, hingga perumahan penduduk.

Terjangan abrasi tersebar merata hampir dari wilayah Buleleng Timur (Kecamatan Tejakula) hingga Buleleng Barat (Kecamatan Gerokgak) dan terparah adalah dikawasan Pantai Celukan Bawang.

Kawasan Pantai Celukan Bawang menjadi daerah terdampak abrasi terparah selain beberapa wilayah lainya seperti pantai Desa Banyupoh (Kecamatan Gerokgak), pantai Desa Tukadmungga (Kecamatan Buleleng), pantai Desa Kubutambahan (Kecamatan Kubutambahan), dan pantai Desa Bungkulan (Kecamatan Sawan).

Pemerintah setempat pada tahun 2017 sudah melalukan penanganan dengan pembuatan revetment pantai dengan konstruksi pasangan batu kali dan armor (batu besar, Red) di pantai yang tergerus abrasi.
Penanganan abrasi ini memang dirasa cukup membantu, abrasi disekitar Pantai Celukan Bawang dan beberapa pantai lainya sempat melambat.

Namun Pemerintah Buleleng dan Dinas Pekerjaan Umum terus mencoba mengatasi permasalahan klasik abrasi pantai agar tidak berkelanjutan kedepanya.

Terlebih saat ini kawasan Buleleng Bali khususunya Celukan Bawang sudah menjadi salah satu gerbang masuknya wisatawan dengan dibukanya Pelabuhan Celukan Bawang sebagai bersandarnya kapal pesiar.

Bukan hanya kawasan pesisir Buleleng saja yang mengalami abrasi pantai sampai saat ini, kawasan pesisir pantai Gilimanuk juga mengalami abrasi pantai dan terlihat semakin parah.

Bahkan beberapa waktu lalu kondisi ini menjadi konsen Calon Gubernur Bali sebagai salah satu permasalahan yang harus segera ditangani secara serius oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Kondisi abrasi pantai memang menjadi permasalahan pelik dan klasik di beberapa daerah pantai, Indonesia yang merupakan daerah kepulauan dan memiliki banyak pantai memang harus siap dengan permasalahan abrasi pantai.

Penanganan secara serius dan berkepanjangan menjadi kunci sukses penanganan abrasi pantai agar tidak terus berkelanjutan dan mengancam keselamatan masyarakat sekitar.