Diharapkan investasi dalam industri produk panel surya di AS dapat dilindungi dan berkembang seiring dengan agenda energi bersih Presiden Joe Biden. (icasolar.com)

Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah memutuskan untuk memberlakukan tarif baru terhadap produk panel surya dari empat negara Asia Tenggara, yakni Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Kamboja. Langkah ini diambil setelah keluhan dari produsen AS bahwa produk panel surya impor dari negara-negara tersebut menerima subsidi yang tidak adil, sehingga membuat produk lokal AS menjadi tidak kompetitif.

Kebijakan ini merupakan bagian dari keputusan yang akan diumumkan oleh Departemen Perdagangan AS pada Selasa (1/10). Kasus ini diajukan oleh Hanwha Qcells dan First Solar, bersama dengan beberapa perusahaan lainnya yang berusaha melindungi investasi miliaran dolar di bidang manufaktur panel surya dalam negeri.

Mereka mengklaim bahwa perusahaan-perusahaan Cina yang beroperasi di Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Kamboja telah mendistorsi pasar melalui subsidi lintas negara.

Menurut pengacara kelompok tersebut, Tim Brightbill menjelaskan kebijakan ini diharapkan dapat menciptakan persaingan yang lebih adil antara produk lokal dan impor. Dengan adanya tarif baru, diharapkan investasi dalam industri produk panel surya di AS dapat dilindungi dan berkembang seiring dengan agenda energi bersih Presiden Joe Biden.

Keputusan ini juga memperkenalkan pendekatan baru dalam penetapan tarif, di mana dampak dari subsidi lintas batas akan dipertimbangkan. Misalnya, pemerintah Cina diduga memberikan subsidi kepada produsen panel surya yang beroperasi di negara-negara Asia Tenggara, yang membuat produk tersebut lebih murah di pasar global.

Namun, kebijakan tarif ini tidak diterima secara merata di kalangan industri panel surya AS. Beberapa produsen yang mengandalkan impor sel surya berbiaya rendah dari Asia Tenggara khawatir bahwa tarif baru ini justru akan menaikkan biaya produksi mereka.

Presiden Invenergy, Jim Murphy perusahaan pengembang proyek tenaga surya yang berbasis di Chicago, mengatakan bahwa kebijakan ini bisa berdampak buruk pada kemampuan AS untuk memenuhi kebutuhan energi bersih dan terjangkau.

Tarif baru ini dinilai akan meningkatkan persaingan di pasar produk panel surya dan memberikan tekanan tambahan bagi pengembang proyek tenaga surya di AS, yang bergantung pada komponen impor untuk merakit panel surya di dalam negeri.

Demikian informasi seputar kebijakan soal produk panel surya. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Androidbo.Com.