Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengumumkan rencana penambahan kuota solar subsidi pada akhir tahun ini sebagai respons terhadap meningkatnya konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM), terutama selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru). Anggota Komite BPH Migas, Saleh Abdurrahman menyatakan bahwa seperti tahun-tahun sebelumnya, konsumsi gasoline diproyeksikan meningkat sekitar 4% selama periode libur tersebut. Sebaliknya, konsumsi gasoil diperkirakan turun sekitar 3,6%, sementara avtur akan mengalami peningkatan sekitar 6%.

Meskipun kondisi stok BBM secara umum dianggap aman, melihat pertumbuhan konsumsi BBM Solar Subsidi sejak awal tahun ini, PT Pertamina telah meminta tambahan kuota BBM kepada pemerintah. Saleh Abdurrahman menyampaikan bahwa kuota Solar tahun ini diperkirakan akan meningkat sekitar 3%-4% dari kuota sebelumnya yang mencapai 17 juta Kilo Liter (KL). Dengan demikian, tambahan kuota solar diperkirakan mencapai 510.000 KL hingga 680.000 KL, menurut perhitungan Kontan.co.id.

Saleh menjelaskan bahwa penambahan kuota Solar ini dilakukan sebagai respons terhadap peningkatan kebutuhan konsumen. Meskipun demikian, BPH Migas bersama dengan Pertamina terus berupaya mengoptimalkan digitalisasi dalam penyaluran BBM solar subsidi dengan menerapkan sistem QR Code, diharapkan dapat meningkatkan ketepatan sasaran distribusi BBM.

Kepala BPH Migas, Erika Retnowati mengungkapkan bahwa kenaikan konsumsi BBM di tahun ini cukup signifikan karena meningkatnya aktivitas masyarakat pasca Pandemi COVID-19. Penambahan kuota BBM Solar di akhir tahun ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kelangkaan. Erika menambahkan bahwa di tahun depan, kuota BBM Solar diproyeksikan naik menjadi 19 juta KL, dengan harapan tidak habis digunakan sepenuhnya. Penggunaan QR Code diharapkan dapat membantu pendistribusian yang lebih tepat sasaran dan menghemat kuota BBM.

Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan menjelaskan bahwa konsumsi Solar Subsidi mengalami tren pertumbuhan di tahun ini. Meskipun demikian, dengan implementasi program QR Code yang berlaku mulai Agustus 2023, Pertamina berhasil melakukan penghematan sehingga konsumsi Solar Subsidi yang sebelumnya diproyeksikan mencapai 19,6 juta KL dapat ditekan menjadi 18,3 juta KL. Meski demikian, penyesuaian kuota Solar Subsidi tetap diajukan kepada Kementerian ESDM untuk memastikan pasokan yang memadai untuk masyarakat.

Demikian informasi seputar kebijakan mengenai solar subsidi. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Androidbo.com.