Dikabarkan bahwa Pemprov mendukung kelancaran operasi investasi Migas di Riau. (Bisnistime.com)

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi investasi migas di Riau selama periode 2020 hingga 2023 mencapai angka fantastis sebesar Rp274 triliun. Untuk tahun 2024, rencana investasi diproyeksikan mencapai Rp69 triliun, menunjukkan komitmen yang kuat terhadap pengembangan sektor ini.

“Investasi dari hulu migas tentunya juga akan memberikan multiplier effect bagi Provinsi Riau. Kami terus mendorong KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) untuk menyerap tenaga kerja lokal serta memprioritaskan penyediaan barang dan jasa lokal,” ujar Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, dalam pernyataannya pada Sabtu (6/7/2024).

Dalam pertemuan dengan Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Riau, SF Hariyanto, Dwi Soetjipto membahas berbagai isu operasional serta upaya bersama untuk meningkatkan investasi Migas di Riau dan produksinya. Provinsi Riau saat ini merupakan penghasil minyak mentah terbesar di Indonesia dengan kinerja lifting migas mencapai 180.000 barel minyak per hari (BOPD), menyumbang sekitar 30% dari lifting nasional.

“Dibutuhkan sinergi antara SKK Migas dan Pemprov Riau untuk mengatasi berbagai isu di lapangan. Kami berupaya agar total produksi di Provinsi Riau dapat meningkat guna mengejar target 1 juta BOPD. Keberadaan industri hulu migas juga harus memberikan dampak positif kepada masyarakat melalui Dana Bagi Hasil (DBH) Migas, Participating Interest (PI) 10%, dan program pengembangan masyarakat,” jelas Dwi Soetjipto.

Empat hal utama yang menjadi fokus dukungan operasional dari Pemprov Riau adalah perbaikan infrastruktur di sekitar wilayah operasi, pemulihan situasi darurat di Wilayah Kerja (WK) CPP yang telah menyebabkan penurunan produksi sejak Februari 2024, tumpang tindih lahan di area kawasan hutan, dan kendala pengadaan tanah skala besar.

Pj. Gubernur SF Hariyanto menegaskan komitmen Pemprov Riau untuk mendukung kelancaran operasi investasi Migas di Riau.

“Riau telah mengelola PI 10% melalui BUMD Riau Petroleum di WK Rokan, Siak, dan Kampar. Pemprov berkepentingan agar operasi migas berjalan lancar tanpa hambatan sehingga target produksi dapat tercapai,” ujar SF Hariyanto.

Melalui koordinasi yang lebih baik antara SKK Migas dan Pemprov Riau, diharapkan berbagai kendala yang menghambat operasional dapat segera teratasi. Langkah-langkah konkret dan sinergi antar-pihak diharapkan mampu mempercepat pertumbuhan sektor migas di Riau, memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat setempat.

Demikian informasi seputar pertumbuhan investasi Migas di Riau. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Androidbo.Com.