Sebagai negara kepulauan dengan jumlah penduduk yang besar, kebutuhan energi nasional terus meningkat. Bahkan, konsumsi energi di Indonesia berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi, lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan aktivitas ekonomi yang dibarengi dengan penambahan dan persebaran penduduk membuat permintaan energi di Indonesia terus melonjak.
Kebutuhan energi di Indonesia sendiri tidak hanya pada sektor rumah tangga, namun di sektor lain seperti industri, transportasi, dan sektor komersial lain. Lalu bagaimana konsumsi energi masyarakat Indonesia saat ini?
Membaca Konsumsi Energi di Indonesia Terbaru
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), konsumsi energi final di Indonesia melonjak hingga 60 persen pada 2023 dibanding dengan konsumsi sedekade sebelumnya. Di tahun 2023, konsumsi energi setara 1,2 miliar barel minyak (barrel of oil equivalent/BOE).
Perlu diketahui bahwa konsumsi energi final adalah akumulasi energi total yang digunakan oleh end user di berbagai sektor. Energi final juga mencakup akumulasi dari berbagai sumber energi seperti batu bara, minyak bumi, gas bumi, biomassa, serta listrik.
Konsumsi Energi Indonesia 2023
Berdasarkan data Kementerian ESDM, di tahun 2023, konsumsi energi sektor industri jadi yang paling besar karena mencapai 556 juta BOE atau menyumbang 46% total konsumsi energi final nasional. Di posisi kedua konsumsi energi terbesar adalah sektor transportasi yang mencapai 448 juta BOE atau menyumbang 37% dari total nasional.
Untuk sektor rumah tangga konsumsi energi final mencapai 150 juta BOE dengan sumbangan kontribusi sebesar 12%, untuk sektor komersial jumlah konsumsinya cukup kecil yakni sebesar 4% atau sebesar 54 juta BOE, dan yang terkecil adalah sektor lain-lain sebesar 10 juta BOE dengan kontribusi sebesar 1%.
Di Indonesia, jenis energi terbesar yang dikonsumsi di tahun 2023 secara nasional adalah batu bara, yakni sebesar 26%, disusul oleh konsumsi bahan bakar minyak sebesar 22%.
Sumber Energi Utama di Indonesia
Saat ini sumber energi di Indonesia dapat dibagi menjadi dua jenis yakni sumber energi konvensional dan energi baru terbarukan (EBT). Untuk sumber energi konvensional Tanah Air bersumber dari fosil seperti minyak bumi, gas alam, dan batu bara.
Sedangkan sumber energi EBT yang saat ini dilirik cukup beragam. Beberapa EBT yang sudah mulai dimanfaatkan adalah sebagai berikut.
- Energi surya: Potensi sinar matahari yang melimpah di Indonesia menjadikannya sumber energi terbarukan yang sangat menjanjikan.
- Energi angin: Beberapa wilayah di Indonesia memiliki potensi angin yang cukup besar untuk dimanfaatkan dalam pembangkit listrik tenaga angin.
- Energi air: Potensi hidroelektrik di Indonesia juga cukup besar, terutama di pulau Jawa dan Sumatera.
- Biomassa: Limbah pertanian dan perkebunan dapat diolah menjadi energi biomassa.
- Geothermal: Indonesia memiliki potensi panas bumi yang sangat besar, terutama di wilayah Jawa dan Sumatera.
Sumber energi EBT yang tengah digembor-gemborkan pemerintah dilakukan dengan berbagai tujuan, misalnya untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap konsumsi sumber energi fosil. Perlu diketahui bahwa ketergantungan yang cukup tinggi terhadap energi fosil, seperti yang dialami berbagai negara termasuk Indonesia, sangat rentan terhadap fluktuasi harga minyak dunia dan pasokan energi yang tidak stabil.
Selain mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil, pemerintah juga tengah mencanangkan Emisi Nol Bersih. Bahkan, pemerintah menargetkan capaian Emisi Nol Bersih dapat terlaksana di tahun 2060 atau lebih cepat. Dengan adanya EBT konsumsi energi di Indonesia bisa terus berjalan tanpa kendala ke depannya.