Pangsa bahan bakar fosil hampir tidak berubah secara signifikan meskipun kontribusi energi terbarukan semakin masif. (Tribunnews.com)

Konsumsi energi fosil di seluruh dunia mencatat rekor tertinggi pada tahun lalu, memicu emisi karbon dioksida (CO2) melebihi 40 gigaton untuk pertama kalinya dalam sejarah. Menurut tinjauan tahunan energi global oleh Energy Institute, meskipun terjadi peningkatan penggunaan energi terbarukan pada 2023, konsumsi bahan bakar fosil juga mengalami kenaikan.

Presiden Energy Institute, Juliet Davenport menyoroti bahwa tahun tersebut mencatat “tahun paling energi-intensif dalam sejarah dunia”, dengan konsumsi energi fosil meningkat sebesar 1,5% menjadi 505 exajoule.

Namun demikian, harapan para ilmuwan iklim untuk mencatat puncak emisi tahunan sebelum penurunan yang signifikan tampaknya tertunda. Meskipun emisi industri energi mungkin telah mencapai puncaknya di negara-negara maju, negara-negara berkembang terus meningkatkan ketergantungan mereka pada batu bara, gas, dan minyak.

Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa meskipun tenaga angin dan surya mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 13% pada tahun lalu, kontribusi mereka masih belum cukup untuk menyeimbangkan lonjakan konsumsi energi primer global yang naik 2%, mencapai rekor tertinggi sebesar 620 exajoule.

Simon Virley dari KPMG Inggris menekankan bahwa meskipun tercatat rekor baru dalam kontribusi energi terbarukan, pangsa bahan bakar fosil hampir tidak berubah secara signifikan. Hal ini menunjukkan tantangan yang besar dalam mempercepat transisi energi global menuju sumber energi yang lebih bersih.

CEO Energy Institute, Nick Wayth menambahkan bahwa lambatnya kemajuan dalam transisi energi “menyembunyikan kisah-kisah energi yang berbeda di berbagai belahan dunia.” Di negara-negara maju, tanda-tanda mencapai puncak konsumsi energi fosil terlihat berbeda dengan pertumbuhan yang masih tinggi di negara-negara berkembang, yang mendorong ekonomi mereka dengan penggunaan energi fosil yang terus meningkat.

Laporan ini juga mengungkapkan bahwa India mengalami peningkatan konsumsi bahan bakar fosil sebesar 8% pada tahun lalu, mengindikasikan peningkatan signifikan dalam permintaan energi keseluruhan di negara tersebut.

Secara keseluruhan, meskipun terdapat kemajuan dalam penggunaan energi terbarukan, tantangan utama tetap ada dalam mengurangi ketergantungan global terhadap bahan bakar fosil. Langkah-langkah lebih lanjut diperlukan untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi global dapat berlangsung secara berkelanjutan dan ramah lingkungan di masa depan.

Demikian informasi seputar catatan konsumsi energi fosil dari seluruh dunia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Androidbo.Com.