PT Pertamina Persero akan fokus kelola serta kembangkan proyek-proyek hulu dalam negeri. Ini lantaran banyaknya proyek migas eksisting dalam negeri yang ditugaskan pada Pertamina. Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengungkapkan bahwa tantangan Pertamina sekarang adalah meningkatkan produksi nasonal untuk memenuhi kebutuan dalam negeri.

Terlebih lagi Pertamina telah mendapatkan 11 wilayah kerja dari hulu migas atas penugasan dari pemerintah. 11 wilayah kerja tersebut maka dapat memberikan kontribusi tambahan terhadap produksi migas Pertamina. Peningkatan tersebut sejak 2014 sebesar 19% menjadi 40%.

Pada 2021 saat Blok Rokan dikelola oleh Pertamina, maka produksi migas akan meningkat dan mencapai 60%. Hal ini yang kemudian dapat menurunkan impor minyak mentah.

Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan H. Samsu menjelaskan bahwa pada tahun 2019 Pertamina akan fokus pada pengelolaan blok migas eksisting dan terutama Blok Rokan. Dharmawan berharap dengan adanya blok migas tersebut produksi migas Pertamina akan membaik di tahun 2019.

Pertamina telah menganggarkan investasi hingga US$ 2,5-US$ 3 miliar untuk hulu migas. Biaya investasi tersebut digunakan untuk meningkatkan produksi minyak dan gas bumi. Sedangkan untuk akusisi blog migas saat ini masih dalam tahap evaluasi manajemen. Untuk itu Pertamina akan memfokuskan berinvestasi untuk melakukan pemboran sumur gas khususnya pada anak usaha seperti Pertamina EP dan Pertamina Hulu Indonesia (PHI).

Investasi hulu migas Pertamina pada 2019 juga akan digunakan untuk investasi di proyek unitisasi Jambaran Tiung Biru (JTB) Blok Cepu. Investasi pengeboran tersebut diharapkan akan meningkatkan produksi.

Pada tahun 2019, Pertamina ditargetkan dapat memproduksi minyak sebesar 14.000 barrels oil per day (BOPD) menjadi 414.000 BOPD. Sedangkan untuk produksi gas akan mengalami penurunan sebesar 125 mmscfd menjadi 3.069 mmacfd pada tahun 2019.

Kenaikan produksi minyak tersebut berasal dari Pertamina Hulu Energi (PHE), Pertamina EP Cepu (PEPC) yang berasal dari produksi Lapangan Blok Cepu, dan Pertamina Hulu Indonesia (PHI). Sementara produksi gas pada tahun2019 akan mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2018.