Presiden Jokowi mengakui bahwa transisi energi ini memerlukan investasi besar dari berbagai investor. (Faktanews.com)

Presiden Jokowi (Joko Widodo) menyampaikan komitmen kuat Indonesia untuk membangun masa depan yang berfokus pada transisi energi berkelanjutan dan berketahanan di Konferensi Para Pihak (COP) 28 di Uni Emirat Arab. Dalam pidatonya, Presiden Jokowi menegaskan bahwa Indonesia bertekad mencapai nol emisi karbon sebelum tahun 2060 atau bahkan lebih awal.

Indonesia berencana menjalankan transisi energi melalui Indonesia Just Energy Transition Partnership (JETP), dengan fokus pada percepatan pengembangan energi terbarukan. Energi surya, air, panas bumi, dan energi laut menjadi sorotan utama, sementara pengembangan biodiesel, bioetanol, dan bioavtur semakin meluas.

Presiden Jokowi juga meresmikan pembangkit listrik surya terbesar di Asia Tenggara, Cirata Floating Solar Power Plant, hasil kerja sama dengan Uni Emirat Arab. Meskipun demikian, Jokowi mengakui bahwa transisi energi ini memerlukan investasi besar, dan Indonesia mengundang kolaborasi dari mitra bilateral, investasi swasta, dukungan filantropi, dan negara-negara sahabat.

Meski Jokowi menyebutkan penurunan emisi karbon sebesar 42% antara 2020-2022, beberapa pihak menyampaikan kritik. Kelompok masyarakat sipil menilai bahwa klaim tentang transisi energi terasa ambigu dan kurang ambisius.

Suriadi Darmoko dari 350 Indonesia menyatakan bahwa pidato Jokowi tidak sesuai dengan realita, mengingat target bauran energi terbarukan baru mencapai 12,8% hingga 2022. Kritik juga muncul terkait kebijakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) baru dan pengecualian terhadap moratorium pembangunan PLTU captive.

Meskipun adanya kritik, Presiden Jokowi meyakinkan bahwa Indonesia memiliki platform pembiayaan inovatif, seperti bursa karbon, mekanisme transisi energi, sukuk, dan obligasi hijau. Jokowi juga menyoroti pentingnya peran bank-bank pembangunan dunia dalam meningkatkan kapasitas pendanaan transisi energi dengan bunga rendah.

Transisi energi Indonesia diharapkan menjadi langkah nyata menuju pencapaian target Perjanjian Paris dan nol emisi karbon. Meskipun masih ada tantangan dan kritik, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil menjadi kunci untuk mewujudkan visi Indonesia menuju masa depan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Demikian informasi seputar kebijakan Indonesia dalam transisi energi. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Androidbo.com.