Pada perdagangan Senin (20/05) kemarin, pasar ICE Newcastle menunjukkan kenaikan harga batu bara yang tipis. Dengan harga sebesar US$ 142,2 per ton untuk kontrak pengiriman bulan ini, naik 0,04% dari penutupan perdagangan sebelumnya. Namun, bagaimana prospek harga batu bara ke depan?

Dalam satu minggu terakhir, harga batu bara menunjukkan kenaikan sebesar 0,11% secara point-to-point. Sementara dalam satu bulan terakhir, harga mengalami peningkatan signifikan sebesar 3,04%.

Tren positif harga batu bara didorong oleh permintaan yang terus meningkat. China sebagai salah satu konsumen terbesar batu bara, mengalami peningkatan impor batu bara meskipun produksi domestiknya menurun akibat inspeksi keamanan yang membatasi produksi.

Data otoritas kepabeanan menunjukkan bahwa impor batu bara China dari Australia mencapai level tertinggi sejak Juli 2020, sementara impor dari Rusia dan Mongolia juga mengalami peningkatan yang signifikan.

Namun, secara teknikal, terdapat beberapa peringatan. Meskipun masih berada dalam zona bullish, Relative Strength Index (RSI) berada di atas 70, menandakan sinyal jenuh beli (overbought). Indikator Stochastic RSI bahkan mencapai angka maksimal, menunjukkan kondisi sangat overbought.

Oleh karena itu, harga batu bara berisiko untuk mengalami koreksi. Target support terdekat berada di US$ 138 per ton, dengan potensi penurunan lebih lanjut menuju US$ 133 per ton jika terjadi penembusan. Sementara target resisten terdekat adalah US$ 145 per ton, yang jika terlewati bisa membawa harga naik hingga US$ 156 per ton. Dengan kondisi ini, para pelaku pasar diharapkan untuk mengikuti perkembangan dengan cermat.

Demikian informasi seputar tren positif kenaikan harga batu bara. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Androidbo.Com.